Selasa, 17 Juli 2012

Semalam Bersamamu

Malam telah larut, kita masih berjalan
berdua menyelusuri Darling Harbour
sambil menikmati pemandangan
indah kota Sydney. Lampu-lampu
malam yang semarak menambah
keindahan daerah itu. Malam ini
adalah pertemuan kami setelah kami
berpisah 2 tahun lalu selepas SMU.
Ari melanjutkan kuliahnya di UNSW,
Sydney sedangkan aku mengambil
kuliah di salah satu universitas
terkenal di Bandung. Perjumpaan ini
membangkitkan kenangan kami
berdua saat SMU. Sudah sejak SMU
aku mengagumi Ari. Wajahnya yang
ganteng, senyumnya menawan,
tatapan matanya yang tajam dan
bodynya yang semi-atletis itu
membuatku jatuh cinta. Namun
semua itu aku pendam di dalam diri
saja karena aku tidak mau
persahabatan kami putus saat dia
tahu bahwa aku menyukainya.

Namun malam ini semuanya menjadi
lain. Penampilan barunya yang
tampak lebih oriental itu membuatku
semakin terpesona. Saat itu kita
sedang duduk-duduk sambil
mengobrol di kawasan Darling
Harbour. Suasana romantis yang
tercipta semakin membuatku
melayang, membayangkan impian
indah berdua. Aku menggigil
kedinginan. Saat itu Sydney sedang
musim dingin. Ari menawarkan
jaketnya agar aku pakai. "Kamu
pakai jaketku aja Hen, nanti kamu
masuk angin lho", katanya. "Ngga
usah, ntar kamu yang kedinginan"
"I'm fine. Aku udah kebiasa dingin.
Lagian aku pakai baju rangkap kok."
Aku hanya diam menanggapi
tawarannya. Tanpa berkata-kata lagi
ia melepas jaketnya dan
mengalungkannya ke pundakku. Saat
itu perasaanku semakin melayang.
Mungkinkah pria yang telah lama
kusuka ini juga menyukaiku? Tak
mungkin jawabku dalam hati. Ari
yang selama ini kukenal tampak
begitu manly. "Thanks Ar", hanya itu
yang keluar dari mulutku. Sejenak
suasana menjadi hening. "Kamu
sekarang lagi jalan sama siapa?",
tanyanya memecah keheningan. Aku
hanya menghela nafas untuk
menghindar dari pertanyaannya yang
mulai masuk ke daerah sensitifku.
"Hendry.. Lagi ngelamun yah? Kok
pertanyaanku nggak dijawab?",
tanyanya lagi. "Gua lagi sendirian nih.
Ngga ada yang mau ama gua sih?",
jawabku getir. "Masa sih cowok
secakep dan sebaek kamu nggak
ada yang mau?", timpalnya.
"Kenyataannya begitu. Kalo kamu
sendiri, lagi jalan ama siapa?",
jawabku balik. "Sama. Gimana kalo
elo jadian aja ama gua?", jawabnya
lagi sambil ketawa-ketawa. Aku
hanya diam saja. Otakku sibuk
mencerna rangkaian kata-kata yang
baru saja ia ucapkan. Ah paling dia
hanya bergurau saja pikirku. Mana
mungkin dia mau denganku. "Ngaco!",
jawabku singkat. "Hen..", dia
memanggilku dengan nada yang
terdengar mesra di telingaku. Ketika
wajahku berpaling ke arahnya, ia
melayangkan sebuah ciuman ke arah
bibirku. Sedetik dua detik berlalu aku
hanya bisa diam. Menikmati suasana
mesra yang tercipta. Namun detik
kemudian aku tersentak. Aku
memalingkan mukaku. Ari terkejut
juga. "Sorry.", katanya dengan
tampang bersalah. "Nggak enak lah
kalo dilihat orang", kataku. Tiba-tiba
tawanya terdengar. "Aku pikir kamu
marah gara-gara aku kiss ternyata
kamu cuman nggak mau dilihat
orang", katanya lagi dengan suara
menggoda. Aku diam saja. Nggak
bisa berkata-kata. "Kalo gitu kamu
mau donk aku cium kalo nggak
dilihat orang?", katanya lagi
menggodaku. "Ngaco ah!", kata itu
lagi yang keluar dari mulutku sambil
aku bangkit dan bergegas pergi. Ari
menahanku dengan menarik
tanganku. Aku duduk kembali. "Hen..
Aku bener-bener suka sama kamu",
katanya. "Sebenarnya aku sudah
menyukai kamu sejak kita SMU.
Namun aku ragu apakah kamu juga
menyukai sesama jenis apalagi aku.
Aku senang sekali ketika tahu kamu
dan keluargamu akan berlibur kesini.
Aku bertekad untuk mengutarakan
perasaanku kepadamu. Kamu mau
nggak jadi boyfriendku?", lanjutnya
dengan suara yang lembut tapi tegas.
"Ar.. Gua juga sayang ama elo.",
kataku padanya. Ia lalu melingkarkan
tangannya dipundakku dan aku
merebahkan kepalaku didadanya.
Malam semakin larut. Jam telah
menunjukkan pukul 1 pagi. Ari
mengajakku untuk segera pulang ke
studio apartemennya yang tak jauh
dari Darling Harbour. "Akhirnya
sampe juga di rumah. Hangat!!",
seruku ketika masuk ke apartemen
Ari yang dilengkapi dengan heater
itu. "Lebih hangat lagi kan kalo aku
peluk", sahutnya spontan sambil
memelukku erat dari belakang. Ia
kemudian mendaratkan ciumannya di
belakang leherku dan di balik
telingaku, daerah tererotik dari
tubuhku. Aku terbuai oleh nikmatnya
sentuhan dan kecupan yang ia
berikan padaku. Ia lalu melepas
jaketnya yang tadi ia pakaikan
padaku sambil terus menciumi
daerah-daerah erotikku. Tangannya
kemudian meraba ke seluruh
tubuhku yang cukup padat berisi. Ia
lalu membalikkan badanku dan mulai
menciumi bibirku dengan ganas.
Akupun mulai memainkan lidahku,
beradu dengan lidahnya menciptakan
rasa nikmat yang luar biasa. Hampir
10 menit kira-kira kami bermain
French kiss. Aku kini mulai aktif
melepaskan satu per satu pakaian
yang menempel di tubuhnya hingga
ia kini bertelanjang dada. Dadanya
yang bidang hasil olahan fitness
sangat mempesonakanku. Putingnya
yang kemerahan membuat darahku
semakin bergolak. Aku kemudian
merebahkan badannya ke sofa
putihnya. Kemudian ganti aku yang
aktif menciuminya mulai dari
bibirnya, lalu turun ke leher dan
kemudian dadanya. Lalu aku mulai
menjilat-jilat puting susu kanannya
yang berwarna merah muda
kemudian menggigitnya kecil. Ari
semakin terlihat terangsang.
Desahan-desahan kenikmatan mulai
keluar dari mulutnya. Akupun
semakin berahi mendengar
desahannya itu. Lidahku kemudian
beralih ke puting susu kanannya
sambil tanganku meremas-remas
puting susu kirinya. Ciumanku
kemudian turun menjelajahi daerah
six packsnya yang terbentuk indah.
Tanganku pun mulai meremas-remas
kontolnya yang masih terbungkus
celana hitamnya. Walaupun aku
belum melihatnya, aku yakin Ari
memiliki kontol yang cukup besar.
Lalu aku mulai menciumi kontol Ari
yang masih bersembunyi dalam
celana. Ari mendesah lebih keras. Ia
memintaku untuk segera
mengeluarkan kontolnya dan
menyepongnya. Perlahan kuarahkan
tanganku menuju ke celananya. Aku
buka sabuknya lalu kaitan celananya.
Tersembullah kontolnya yang cukup
besar yang tercetak jelas di celana
dalamnya. Kembali aku jilati
kontolnya yang masih terbungkus
undies itu. Ari semakin terangsang ia
memintaku untuk segera
mengeluarkan kontolnya. Aku
menggigit karet CDnya dan
menurunkan CDnya. Sekarang
terhampar jelas kelaki-lakian Ari
yang sudah lama aku impikan.
Kontolnya cukup besar, sekitar 16cm
bersunat hingga terlihat jelas
kepalanya yang kemerahan dengan
bentuk yang bagus. Di lubang
pipisnya terlihat air maninya. Aku jilat
mani beningnya. Aku mainkan
lidahku di lubang pipisnya. Ari
menggelinjang keenakan.
Desahannya semakin bergema di
apartemennya yang kecil tapi rapi itu.
Kupegang batang kontolnya,
kumasukkan k edalam mulutku.
Pantatnya mulai bergoyang seiring
dengan kenikmatan yang
dirasakannya. Semakin lama
goyangannya semakin kuat. Aku
merasa bahwa ia akan segera cum.
Segera aku lepaskan kontolnya dari
mulutku. Lidahku sekarang menari-
nari di batang kontolnya. Kedua buah
zakarnya pun tak luput dari jilatan
lidahku. Sesekali aku masukkan buah
kelaminnya ke dalam mulutku.
Sesekali pula aku melirik wajahnya
yang tampak sangat menikmati
permainan cinta ini. Kemudian ia
menarik aku dan merebahkanku
diatas ranjangnya. Ari kini mengambil
posisi diatasku. Perlahan, satu per
satu, dibukanya kancing bajuku
hingga bagian atas tubuhku terlihat.
Diraba-rabanya puting susuku. Aku
mendesah, menikmati permainan
tangannya yang tampak ahli itu. Lalu
ia memandikanku dengan lidahnya
yang menelusuri seluruh bagian
tubuh atasku. Aku sangat menikmati
percumbuan sesama jenisku yang
pertama. Aku membelai rambutnya
dengan lembut. Ari semakin agresif.
Dilepaskannya kini celana dan celana
dalamku hingga tersembullah
kontolku yang belum bersunat
sepanjang 14cm. Dia menarik kulupku
dan mulai menjilat kepala kontolku.
Kemudian ia memasukkan seluruh
barangku ke mulutnya dan mulai
menghisapnya. Sungguh dahsyat
rasanya. Dikulumnya pula kedua
buah zakarku. Ia lalu menaikkan
kedua belah kakiku dan menaruhnya
diatas pundaknya. Ia lalu menerobos
lubang anusku dan menjilatnya.
Badanku bergetar menikmati
jilatannya yang luar biasa enaknya.
Lidahnya terjulur-julur memasuki
lubangku yang masih perawan itu. Ia
lalu mengambil gel dan
melumurkannya pada lubang anusku.
Perlahan lahan ia memasukkan
jarinya ke lubangku. Terasa agak
perih namun aku menikmatinya. Ia
lalu menambahkan satu lagi jari
tangannya di lubangku. Ia lalu
menarik ulur jari jemarinya disana. Ia
kemudian melepaskan jari-jarinya
dan melumuri batang kejantanannya
oleh gel yang tersisa di sachet itu.
Perlahan lahan ia memasukkan
kontolnya kedalam lubangku. Aku
menahan nafas ketika hamper
seluruh batangnya tenggelam dalam
lubangku. Otot-otot anusku
berkontraksi menjepit batangnya. Ari
menciumku sambil mulai menggerak-
gerakkan batangnya dalam lubangku.
Sungguh, aku menikmatinya
walaupun itu merupakan saat
pertama aku difuck. Nafas Ari
semakin memburu. Goyangannya
pun menjadi semakin cepat. Aku
merasa bahwa Ari hamper mencapai
puncak kenikmatannya. Benar juga.
Beberapa detik kemudian ia
menyemprotkan spermanya didalam
lubangku sambil masih terus
menciumku. Ia lalu terkulai lemas di
ranjang sambil menikmati sisa-sisa
kenikmatannya. Aku
memandanginya dengan tatapan
mesra. Sesaat kemudian ia mulai www.ceritagay.uiwap.com meraba-raba diriku lagi sambil
menjilati kedua puting susuku. Ia meraih batangku dan mulai
mengocoknya. Ciumannya pun turun
kebawah sampai ke kontolku.
Kembali dihisapnya kemaluanku.
Rangsangan demi rangsangan yang
kuterima telah mencapai puncaknya.
Aku tidak tahan lagi. Akupun
mendesah kuat sambil
menyemprotkan lahar kenikmatanku
dimulutnya. Ditelannya spermaku
yang memenuhi mulutnya. Ia
kemudian menciumku sambil
membagikan spermaku yang masih
tersisa dimulutnya. Sesaat kamu
menikmati french kissnya yang
menggetarkan itu. Kemudian kami
berpakaian dan berpelukan di ranjang. Aku merasakan kehangatan
dan kenyamanan yang diberikan oleh
laki-laki yang aku cintai dan
mencintaiku. Aku tertidur dalam dekapannya sampai keesokan harinya.

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar